Kampus Note - KEADAAN yang seharusnya terjadi adalah partai politik dipilih oleh rakyat dalam sebuah kompetisi, kemudian merealisasikan janji-janjinya. Hal ini terkesan normatif dan terlalu wacanis untuk kondisi di Indonesia, terutama pada era modern ini. Betapa tidak, menjamurnya partai politik dengan sengkarut ideologi tanpa implementasi ini akan terlihat omong kosong belaka ketika pada kenyataannya tidak ada signifikansinya bagi rakyat.
Louis Althusser menganalogikan partai politik sebagai model superstruktur dengan basis ekonomi yang dibumbui oleh ideologi dan politik. Bagi Althusser, konsep partai politik ini adalah sebuah konsep antara ekonomi, ideoplogi dan politik. Dia berpendapat bahwa ideologi harus dilihat sebagai relasi sosial yang riil, atau sebagai praktik, bukan sebagai ilusi seperti dalam analisis konvensional. Ideologi yang diusung hampir tidak sama sekali menunjukkan otak bagi tubuhnya, dengan demikian bagai tubuh etalase yang dipajang sebagai alat-alat pasar.
Kebebasan berpolitik dengan munculnya berbagai partai politik dengan ideologinya yang bermacam-macam merupakan fenomena kausalitas. Menurut Milton Friedman, sejarah telah menunjukkan bahwa kapitalisme merupakan kondisi yang diperlukan untuk kebebasan berpolitik. Hal ini mengakibatkan menjamurnya partai politik hanya untuk tujuan mencari kebutuhan ekonomi. Dengan demikian, superstruktur yang dinamakan sebagai partai politik pada masyarakat modern hanyalah sebuah sendawa restoran cepat saji.
Francis Fukuyama juga menunjukkan dengan tegas bahwa kehadiran kapitalisme dan partai politik adalah hal yang menandai "akhir sejarah". Maksudnya adalah, akhir dari pengekangan, dan kembalinya kebebasan dengan hasil ketidakmerataan. Masyarakat kapitalis akan cenderung menyukai dan menghendaki era persaingan dalam perekonomian ini. Maka dari itu, Fukuyama menekankan bahwa era modern adalah "akhir sejarah".
Agar masyarakat kapitalis terus berlanjut, relasi produksi harus direproduksi. Hal ini yang menjadi konsep partai politik di era modern ini. Menurut Antonio Gramsci, aparatus ideologi negara untuk mengukuhkan kekuasaannya akan membentuk suatu media massa, institusi pendidikan, dan partai politik. Jadi, konsep aspirasi rakyat pada dasarnya hanyalah bumbu buatan bagi partai politik yang dimasak secara instan tersebut. Keberadaan superstruktur yang dinamakan partai politik adalah berlebihan bila mementingkan aspirasi rakyat.
Hardiat Dani Satria
Mahasiswa Departemen Kriminologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia(//rfa)(mlk).
Sumber : Okezone.com
Home »
Opini Kampus
» Partai Politik dan Kapitalisme
Partai Politik dan Kapitalisme
Written By Unknown on Selasa, 25 September 2012 | 19.30
Label:
Opini Kampus
Posting Komentar